Minggu, 27 Juli 2014

Laki-laki Menangis



karena tanggung jawabnya di hadapan Allah kelak.
Ia menjadi tonggak penyangga rumah tangga.
Menjadi pengawal bagi ibu, saudara perempuan, istri dan anak-anaknya.

Tak dapat kau lihat tangisnya di bening bola matanya?
Tangis laki-laki adalah...
pada keringat yang bercucuran demi menafkahi keluarganya.

Tak bisa kau simak tangisnya pada keluh kesah di lisannya?
Laki-laki menangis,…
dalam letih dan lelahnya menjaga keluarga dari kelaparan dan 'tega'nya dunia.

Tak dapat kau dengar tangisnya pada omelan-omelan di bibirnya?
Laki-laki menangis,…
pada tegak dan teguhnya dalam melindungi keluarganya dari terik matahari, deras hujan dan dinginnya angin malam.

Namun tidak ada tangisnya pada peristiwa-peristiwa kecil dan sepele.
Laki-laki menangis,…
dalam kemarahannya, jika kehormatan diri dan keluarganya diganggu, digugat….

Laki-laki menangis,…
dalam sigap bangunnya; sholat malam di kegelapan dini hari.

Laki-laki menangis,…
lewat cucuran peluhnya dalam menjemput rezeki.

Laki-laki menangis,…
dengan tenaga dan darahnya menjadi garda bagi agamanya.

Dan juga, …
Laki-laki pun sungguh-sungguh menangis dengan air matanya di kesendiriannya…
menyadari tanggung jawabnya yang besar di hadapan Allah.

Pandanglah Ayah! Pandanglah Suami!
Disaat air matanya berderai-derai...
itu tanda bahwa dia sesungguhnya telah lelah berpikir…
Akalnya sedang tak mampu diajak kompromi.
Lalu terjadilah…
logikanya yang terkalahkan oleh rasa.
Tangisannya adalah kelegaannya bahwa...”saya masih ada untuknya”.

Sesungguhnya syurga ada di dalam keridhaan Allah terhadap pria yang telah berusaha menjadi Khalifah di keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar