Industri musik di Indonesia baik
musik tradisional atau modern kalo dilihat dari perkembangannya ada berbagai
macam faktor penghambat, diantaranya dari dalam diri sendiri. Kebanyakan orang
hanya suka mendengar musik dan biasanya malas untuk belajar, ini saya alami
juga :), bahkan sampai saat ini. Ada klasifikasi 2 kategori menurut saya, yaitu
faktor internal dan eksternal. Internal dari manusianya, eksternal dari hal
lain-lain misalnya;
è Lingkungan Internal:
1.
Malas
belajar not
Terutama not balok, karena mesti
menjadi momok kalau harus membaca not balok, padahal not balok bukanlah
satu-satunya cara menuliskan nada dalam musik. Notabene musik adalah rangkaian
sebuah nada, ini adalah hal yang kadang kurang disadari.
2.
Beranggapan
bahwa orang bisa musik adalah pembawaan bakat alami
Sehingga kebanyakan berkata "ah
malas ah, sudah ga ada bakat" sehingga sudah merasa sulit duluan, padahal
bakat bukanlah hal yang 100% menjadi pendukung kesuksesan seseorang dalam
bermusik.
3.
Putus
asa
Karena ada anggapan berkarir di
bidang musik tidak menjanjikan, dan sulit masuk dapur rekaman misalnya, padahal
produser mungkin bukan tidak tertarik pada kemampuan anda, hanya tidak tahu
saja kemampuan anda.
4.
Tidak
ada rutinitas dalam belajar
5.
Tidak
memulai dengan hal-hal yang mudah terlebih dahulu
Belajar langsung dengan hal yang
sulit, misalnya mencari chord dan bagian solo interlude sebuah lagu yang
notabene adalah hal paling sulit dan menjadi bagian inti dari suatu lagu.
6.
Tidak
bisa atau lemah dalam kemampuan bahasa
Terutama bahasa inggris, memang
bahasa itali juga dipakai pada banyak istilah yang berkaitan dengan bidang
musik, tapi bahasa inggris lebih banyak, bahkan anda perlu belajar bahasa jawa
misalnya untuk memahami dan menguasai gamelan jawa, hal ini memang merepotkan
karena kita harus belajar bahasa, ini termasuk persoalan yang serius, karena
belum semua istilah musik bisa diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang
kita cintai ini, memang kita ga perlu jadi ahli bahasa untuk menjadi musisi,
tapi kita perlu belajar sedikit saja.
è Lingkungan Eksternal :
1.
Lingkungan
Misalnya, orang tua melarang,
membuat pekak telinga tetangga sebelah, hal ini sebenarnya bisa dijembatani
dengan menyetel volume musik anda sedang saja, ga perlu terlalu keras, keras
dan tidaknya suara kan dari teknologi juga, boleh aja sesekali, tapi kalau
berkali-kali, wah ya ini yang bikin suasana panas, he he he. Bahkan dengan
mendengar pelan, penuh perhatian akan membuat pemahaman anda lebih baik, meski
nanti juga bisa dikerasin kalo sudah paham.
2.
Harga
alat-alat musik masih mahal
Ini adalah kendala eksternal
terbesar, perlu pembahasan panjang tentang hal ini, tapi salah satunya karena
industri kecil dalam negeri yang bergerak dalam pembuatan alat-alat musik kalah
bersaing dengan industri besar dari luar negeri.
3.
Mahalnya
faktor pendukung pembelajaran
Seperti langka dan mahalnya
buku-buku musik baik tradisional seperti gamelan, atau modern
4.
Faktor-faktor
lainnya
Seperti susahnya merekam dan
memasarkan produksi musik dalam negeri yang sudah kita ketahui bersama. Belum
lagi masalah bajak-membajak, contek-menyontek, lemahnya hukum hak cipta dsb.
Saya ga akan membahas panjang hal ini, karena bisa menimbulkan perang dunia, he
he he, memang agak ironis, tapi itulah kenyataan yang terjadi dengan
penyalahgunaan teknologi
5.
Banyak
musisi yang malas menuliskan dan mempublikasikan karya-karya mereka
Bahkan ada yang merahasiakan ilmunya
sampai mati, sehingga orang lain tidak bisa berguru kepada mereka, ya ini
memang hak masing-masing, kalo saya, sepanjang bisa bermanfaat, kita bagi saja
ilmu kita, sedikit banyak bisa berkontribusi bagi kehidupan akan terasa indah.
Ada lagi musisi yang mau berkontribusi tapi gaptek dalam teknologi IT(blogging
misalnya) atau ngetik karya mereka di komputer.
6.
Hal-hal
lain.
Hanya itu pendapat saya, pembaca
mungkin berpendapat lain, silakan saja, ga setuju pun ga masalah, karena ini
hanya opini seorang manusia yang rentan kesalahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar